RAKYAT PRIANGAN- Tahukah kamu fakta tentang mitos pernikahan orang Sunda dan Jawa? Tradisi lisan yang beredar hingga saat ini masih menjadi pedoman tersirat ditengah-tengah masyarakat.
Banyak pakar bahwa mitos pernikahan orang Sunda dan Jawa itu hanya akal bulus kaum penjajah untuk memecah belah keduanya.
Walaupun begitu, fakta pernikahan orang Sunda dan Jawa hingga saat ini masih menjadi catatan yang dipegang oleh masyarakat tradisional.
Baca Juga: Usai Beres Kuliah,Mengapa Alumni Beasiswa LPDP Wajib Kerja di Indonesia? Ini Alasannya
Alasan orang Jawa dilarang menikah dengan orang Sunda, katanya, karena bisa membuat rumah tangga lebih panjang.
Oleh karena itu, orang Sunda tidak boleh menikah dengan orang Jawa dan sebaliknya. Namun, tampaknya hal tersebut masih sebatas mitos yang belum bisa dipastikan kebenarannya.
Bahkan banyak pria Sunda saat ini yang menikah dengan wanita Jawa dan sebaliknya, namun rumah tangga tersebut langgeng.
Baca Juga: 5 Film Animasi Terbaru 2023 Ini Wajib Kalian Tonton. Ada The Super Mario Bros
Meski begitu, ada cerita mengapa orang Sunda tidak bisa menikah dengan orang Jawa, dituntut karena dendam masa lalu. mitos larangan perkawinan Sunda-Jawa bermula dari “Perang Bubat” yang terjadi antara Majapahit dan kerajaan Sunda Galuh pada tahun 1357.
Konflik ini berujung pada perang besar yang disebut Perang Bubat, yang dipicu oleh keinginan Raja Majapahit Hayam Wuruk untuk mempersunting Putri Dyah Pitaloka, putri Kerajaan Sunda Galuh yang sangat cantik jelita.
Hayam Wuruk percaya jatuh cinta setelah melihat lukisan yang menggambarkan Dyah Pitaloka di kerajaannya.
Baca Juga: Berniat Memelihara Kucing? Pahami dulu 5 Hal Ini Agar Kamu Tidak Menyesal. Nomor 3 Jangan Disepelekan
Ia pun melamar putri Raja Linggarbuana dan diterima. Untung Dyah Pitaloka dan rombongan kerajaan Sunda lainnya berangkat ke Majapahit untuk menikah dengan Hayam Wuruk.
Namun, Patih Gajah Mada, melihat kesempatan ini sebagai langkah menaklukan kerajaan Sunda menetapkan sumpahnya dalam sumpah palapa.
Pasukan Majapahit menyerang rombongan Kerajaan Sunda di daerah Bubat, yang sekarang menjadi Jawa Timur. Semua prajurit tewas termasuk Prabu Linggarbuana dan Dyah Pitaloka yang memutuskan bunuh diri.
Baca Juga: Holding BUMN Farmasi Resmikan Logo Biofarma Group dan Luncurkan Dua Produk Terbaru di Hari Jadi Ke-3
Kematian Dyah Pitaloka memicu duka dari Hayam Wuruk, yang bahkan mengirimkan permintaan maaf penuh kepada masyarakat Sunda. Perang Bubat juga menjadi awal putusnya hubungan antara Hayam Wuruk dan Gajah Mada yang semula diproklamasikan sebagai duo yang bersatu.
Beberapa sumber menyebutkan bahwa tujuan lain dari keinginan Hayam Wuruk menikah dengan Dyah Pitaloka adalah karena alasan politik yang dapat mempererat hubungan kerajaan Majapahit dan Sunda, namun hal tersebut disalahartikan oleh Gajah Mada.
Benar atau tidak, setelah kejadian ini, karir Gajah Mada terus menurun hingga kematiannya pada tahun 1364.
Demikian pula Kerajaan Majapahit terus meninggal dengan wafatnya Hayam Wuruk pada tahun 1389. Kejadian ini menjadi mitos tentang larangan orang Jawa menikah dengan orang Sunda. Meski hanya mitos, namun masih ada orang yang mempercayainya, namun tidak sedikit yang menikah dan hidup selamanya. (Hanifah)
Artikel Terkait
Hari Pencak Silat 2022, Ridwan Kamil Beberkan Filosofis Panca Sebagai Warisan Budaya Tak Benda Dunia
Kapan Hari Ibu Diperingati? Berikut Sejarah Ditetapkan Hari Ibu di Indonesia Dari Masa ke Masa
Tahun Baru Tak Hanya Dirayakan 1 Januari, Berikut Tahun Baru Selain Mengacu Pada Kalender Gregorian
Mitos Tahun Baru Imlek, Orang Belum Menikah Tidak Boleh Bagikan Angpau. Ternyata Ini Alasannya
Ternyata Ini Alasan Tahun Baru Imlek Selalu Identik Dengan Warna Merah