Tahukan Kamu? PT Dirgantara Indonesia Perusahaan Pembuat Pesawat Terbang Pertama di ASEAN, Warisan BJ Habibie

- Selasa, 9 Mei 2023 | 20:36 WIB
PT Dirgantara Indonesia Perusahan Pesawat Terbang Pertama di ASEAN  Sumber foto: epicos.com
PT Dirgantara Indonesia Perusahan Pesawat Terbang Pertama di ASEAN Sumber foto: epicos.com



RAKYAT PRIANGAN, Teknoto- PT Dirgantara Indonesia (atau sering disingkat PTDI) merupakan perusahaan pesawat terbang pertama dan satu-satunya di Indonesia dan Asia Tenggara (ASEAN). 

Selain memproduksi berbagai jenis pesawat, Dirgantara Indonesia juga memproduksi helikopter dan senjata, serta kereta api dan servis mesin pesawat. Dirgantara Indonesia juga telah menjadi subkontraktor beberapa produsen pesawat terbesar dunia, antara lain Boeing, Airbus, General Dynamics, Fokker dan lain-lain.

Sementara itu, BJ. Habibie, yang bekerja untuk Messerschmitt-Bolkow-Blohm (MBB), produsen pesawat terbang di Jerman, sejak 1965.

Baca Juga: Tahukan Kamu? Roket Starship Kapal Antariksa Terbesar yang Pernah Dibuat Oleh Manusia

Pada awal Desember 1973, Dirut Pertamina Ibnu Sutowo bertemu dengan Habibie di Dusseldorf untuk menjelaskan impian Pertamina membangun industri pesawat terbang di Indonesia.

Habibie kemudian diangkat menjadi Penasihat Dirut Pertamina dan diminta segera kembali ke Indonesia. Pada awal Januari 1974, Pertamina juga membentuk divisi baru yang berfokus pada Advanced Technology and Aeronautics (ATTP). Pada 26 Januari 1974, Habibie ditugaskan oleh Presiden Soeharto dan kemudian diangkat menjadi Penasihat Presiden Bidang Teknologi.

Pada bulan September 1974 ATTP menandatangani perjanjian lisensi dasar dengan MBB Jerman dan CASA Spanyol untuk produksi helikopter BO-105 dan pesawat bersayap NC-212.

Baca Juga: Wow! Spacex Perusahaan Besutan Elon Musk Punya Misi Bawa Manusia ke Mars

Karena Pertamina saat itu menghadapi berbagai masalah, maka pada tanggal 26 April 1976 seluruh aset Divisi AURI ATTP, Lipnur dan TNI yang berkaitan dengan industri pesawat terbang dijadikan modal untuk mendirikan PT IndustriAircraft Nurtanion (IPTN). BJ Habibie kemudian diangkat menjadi Dirjen IPTN.

PT Dirgantara Indonesia (PT DI) adalah perusahaan industri dirgantara nasional yang berbasis di Bandung, Indonesia.

Perusahaan ini didirikan pada tahun 1976 dan memiliki pengalaman yang panjang dalam merancang, mengembangkan, dan memproduksi berbagai jenis pesawat, termasuk pesawat komersial, pesawat militer, dan pesawat nirawak.

Baca Juga: Abbas Ibn Firnas Ilmuwan Muslim Pertama Yang Memikirkan Cara Manusia Bisa Terbang

PT DI memproduksi berbagai jenis pesawat, seperti pesawat latih, pesawat angkut, pesawat tempur, dan pesawat transportasi.

Beberapa produk andalannya termasuk CN-235, NC-212, N-219, dan N-245, yang dirancang dan diproduksi sepenuhnya di Indonesia.

Selain itu, PT DI juga melakukan kerja sama dengan perusahaan luar negeri untuk memproduksi beberapa jenis pesawat, seperti KFX/IFX dengan Korea Aerospace Industries dan drone Heron dengan perusahaan Israel, Israel Aerospace Industries.

Baca Juga: 5 Batagor Terfavorit di Kota Bandung Versi Yudi Baretto

PT DI juga aktif terlibat dalam proyek-proyek pengembangan industri dirgantara nasional, seperti proyek pesawat N219 dan proyek satelit LAPAN A5.

Perusahaan juga berkontribusi dalam pengembangan infrastruktur dan sumber daya manusia di bidang dirgantara melalui kerja sama dengan lembaga pendidikan dan pelatihan.

Meskipun PT DI mengalami beberapa tantangan, seperti masalah keuangan dan persaingan dengan perusahaan asing, perusahaan ini tetap menjadi salah satu kebanggaan industri dirgantara Indonesia dan berupaya untuk terus mengembangkan kemampuan dan kapasitasnya sebagai perusahaan nasional yang mandiri dan berdaya saing.

Penulis yakin jika para pelajar dan mahasiswa Indonesia bisa meneruskan dan membangun industri penerbangan di masa depan, serta mampu membangun pesawat-pesawat canggih yang dapat memudahkan hidup masyarakat Indonesia.

Seperti ini wasiat mendiang Profesor Habibie untuk para pemuda: "Jadilah anak muda yang produktif, sehingga menjadi pribadi yang profesional dengan tidak melupakan dua hal yaitu iman dan takwa."***

Penulis: Arip Nurahman, M.Pd
Dosen IPI Garut, Jawa Barat

Editor: Syarif Hidayat

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X