• Jumat, 22 September 2023

Mengenang Sejarah Wafatnya Husain bin Ali bin Abi Thalib dan Peristiwa Karbala di Bulan Muharam

- Selasa, 26 Juli 2022 | 09:12 WIB
Ilustrasi Pasukan Peran ((Pixabay))
Ilustrasi Pasukan Peran ((Pixabay))

RAKYAT PRIANGAN, Pustaka Islami- Momentum bulan Muharam menjadi banyak peristiwa penting untuk umat Islam.

Pada bulan Muharam umat muslim kerap menggelar peringatan, tak hanya untuk memperingati penanggalan bulan Qamariyah (Kalender Islam) ternyata di bulan Muharam ada sejarah perjuangan Islam.

Umat muslim di Indonesia salah satunya di Priangan Timur kerap menggelar tradisi bulan Muharam.

Berbagai daerah memiliki corak yang berbeda tradisi penyambutan bulan Muharam.

Baca Juga: Tradisi Bulan Muharam Warga Tasikmalaya dan Garut Membuat Bubur Suro, Ternyata Ini Makna yang Terkandungnya

Lalu bagaimana asal mula tradisi Muharam? ternyata dalam literatur sejarah tradisi tersebut sangat berhubungan dengan sejarah wafatnya Husain bin Ali bin Abi Thalib.

Pada tanggal 10 Muharram 61 Hijriyah, bertepatan dengan tahun 680 Masehi, Husain bin Ali bin Abi Thalib cucu Nabi Muhammad shalallahu 'alaihi wassalam wafat di tanah Karbala yang masuk wilayah Irak pada masa sekarang. Jaraknya sekitar 100 kilometer dari kota Baghdad.

Peristiwa wafatnya Husain bin Ali ini digunakan oleh kelompok Syiah yang sangat mengagungkan Ali bin Abi Thalib beserta keturunannya sebagai momentum untuk memperingati Hari Asyura yang diselenggarakan setiap tanggal 10 Muharram.

Dalam kitab Al Bidayah wa An Nihayah, Imam Ibnu Katsir menggambarkan bagaimana kalangan Syiah memperingati Hari Asyura. Pada peringatan itu, semua kegiatan sehari-hari dihentikan. Seluruh penduduk berkeliling kota sambil menangis, meratap, dan memukul kepala. Para penduduk itu berkeliling dengan menggenakan pakaian hitam. Bahkan, kaum perempuannya diharuskan berpenampilan kusut.

Peristiwa Karbala dan wafatnya Husain bin Ali ini meninggalkan polemik yang berkepanjangan antara kelompok Ahlussunnah wal Jamaah atau Sunni dengan kelompok Syiah.

Di mata kelompok Syiah, Yazid bin Muawiyah raja Daulah Ummayah bertanggung jawab penuh atas wafatnya Husain bin Ali. Namun, bagi kalangan Sunni, orang-orang yang terlibat langsung dalam peristiwa pembunuhan Husain bin Ali dalam pertempuran Karbala yaitu Ubaidullah bin Ziyad, Amr bin Dzil Jausyan, dan Sinan bin Anas adalah pembela Ali bin Abi Thalib (Syiah-nya Ali) di Perang Shiffin.

Terlepas dari itu semua, Peristiwa Karbala, wafatnya Husain bin Ali, Peringatan hari Asyura dan hal-hal yang berhubungan dengan semua itu, telah meninggalkan bekas yang abadi.

Penulis:
Deden Gumilang - Dosen Sejarah Peradaban Islam STIABI Riyadul Ulum

Editor: Syarif Hidayat

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X