Kenapa Pakaian Bekas Impor Bisa Lolos dan Beredar di Indonesia? Mendag Zulkifli Hasan Musnahkan Barang Ilegal

RAKYAT PRIANGAN, Bisnis- Baru-baru ini pakaian bekas impor tengah menjadi sorotan publik. Tak hanya itu, pakaian bekas impor pun mendapat perhatian penting dari Presiden Jokowi.

Tak hanya itu, pemerintah pun akan melakukan penindakan tegas bagi pemasok pakaian bekas impor. Karena berasarkan peraturan perundangan pakaian bekas impor tersebut sudah sangat jelas melanggar.

Menteri Perdagangan, Zulkifli Hasan akan memusnahkan pakaian bekas impor dengan cara dibakar. Pertanyaanya kenapa bisa lolos pakaian bekas impor itu bisa beredar di Indonesia?

Baca Juga: Ada 4 Tradisi Nyepi di Bali yang Sering Dilakukan oleh Umat Hindu, Apa Saja Itu?

Indonesia selalu menjadi target dari perdagangan dunia. Salah satu faktornya, adalah lokasi yang sangat strategis sebagai target pasar dunia.

Berdasarkan dari sumber literatur media Suara.com bahwa sepanjang tahun 2022 saja Bea Cukai telah melakukan tindakan terhadap baju bekas impor dengan jumlah 6.77 ball baju bekas siap edar.

Tentu saja ini harganya pun sangat fantastis untuk meraup keuntungan. Ada yang hingga mencapai miliaran rupiah.

Baca Juga: Gempa Bumi Kulonprogo Yogyakarta Terasa Hingga ke Kota Banjar Jawa Barat, Berapa Kekuatan Getarannya?

Tak bosannya, pemerintah saja telah memusnahkan pakaian bekas yang berhasil disita pemerintah. Dan kali ini pakaian bekas impor pun menjadi perhatian pemerintah.

Lalu kenapa bisa pakaian bekas impor bisa masuk ke Indonesia?

Salah satu faktornya, yakni banyaknya jalan tikus yang bisa diakses oleh penyelundup tanpa izin dari pemerintah.

Baca Juga: Merinding! Begini Pengakuan Kepala Bappeda Kota Tasikmalaya Pada Polisi Soal Keterlibatan Penggunaan Narkoba

Oleh sebab itu, beberapa waktu kedepan Menteri Perdagangan, Zulkifli Hasan berencana akan bakar pakaian bekas impor bernilai miliaran rupiah diberbagai titik lokasi di Indonesia.

Salah satu yang membuat geram pemerintah dengan hadirnya pakaian bekas impor adalah mengganggu ekosisten tekstil Indonesia. Serta yang paling dikhawatirkan yakni membunuh UMKM yan ada di Indonesia.***